ISLAM LIBERAL, Bangkitnya “ISLAM PROTESTAN”
Seorang Luthfi Asy-Syaukani (dosen Universitas Paramadina Jakarta),
tokoh Jaringan Islam Liberal yang menjadi moderator di e-group pernah
mengutarakan (tanggal 13-03-2001) tentang tujuan berdirinya Islam
Liberal :
“Saya melihat bahwa mayoritas umat Islam yang ada sekarang adalah Islam ortodoks, baik dalam wajahnya yang undamentalis
maupun konservtif. Islam liberal datan sebagai sebuah bentuk protes dan
perlawanan terhadap dominasi itu. Ketika kita mengatakan “bebas dari”
dan “bebas untuk”, kita mmposisikan diri menjadi seorang yang
“protestan” yang berusaha mencari hal-hal yang baik dari warisan agama
dan membuang hal-hal yang buruk. Saya membayangkan semangat
protestanisme itu adalah semangat yang seluruhnya bersifat positif,
seperti yang dijelaskan dengan sangat bagus oleh Weber. Dalam bayangan
saya, “Islam liberal” adalah sebuah gerakan reformasi (dalam semangat
protestanisme klasik) yang berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam,
baik menyangkut pemahaman keberagamaan mereka maupun persoalan-persoalan
lainnya (politik, ekonomi, budaya, dll)”.
Dari ucapan tokoh
Islam Liberal diatas bisa dilihat tujuan JIL (jaringan Islam Liberal)
adalah mem-protestan-kan Islam sebagaimana Martin Luther pernah
mem-protestan-kan Kristen Katholik di Barat…..
Bahkan Islam
Liberal hendak mereformasi Islam sampai ke akar-akarnya. Maka bisa kita
lihat perbedaan Islam yang dibawa Muhammad dengan Islam Liberal, mulai
dari aqidahnya, undang-undangnya, fiqih, dan mu’amalahnya, seperti yang
akan dibahas pada penjelasan berikutnya.
Pada tahun 1927,
Alphonse Mingana, pendeta kristen asal Irak dan guru besar Universitas
Birmingham Inggris berkata : “Sudah tiba saatnya untuk melakukan kritik
teks terhadap Al-Qur’an sebagaimana telah kita lakukan terhadap kitab
suci Yahudi yang berbahasa Ibrani Arami dan kitab suci Kristen yang
berbahasa Yunani” (Buletin of the Jahn Rylands Library Manchester, 1927,
XI:77)
Sebagai langkah konkrit, salah seorang dari mereka yang
bernama Taufik Adnan Amal tengah membuat Qur’an Edisi Kritis, yakni
Al-Qur’an Edisi Revisi. Luar Biasa!! Bukan hanya terjemahannya yang
hendak diubah, namun Nash Arab-nya pun juga hendak diubah! Seakan-akan
mereka hendak menjawab tantangan Allah dalam QS. Al Baqarah 23-24.
Usaha ini sebenarnya telah ditempuh oleh para orientalis pendahulu
Islam Liberal yang dengan susah payah mengumpulkan hingga 30.000
manuskrip lembaran yang (konon katanya) berisi ayat-ayat Al-Qur’an untuk
membuktikan bahwa mushaf Utsmani (yang kita baca hari ini) tidak layak
diyakini keasliannya. Namun Allah menggagalkan tipu daya mereka.
Disebutkan oleh Gerd-R Puin dalam The Qur’an as Text: “rencana
Bergstrasser, Jeffery, dan Pretzl untuk mempersiapkan Al-Qur’an Edisi
Kritis tidak terwujud, dan kumpulan manuskrip dengan berbagai variannya
telah musnah karena Bom pada Perang Dunia II”.
Subhanallah..
Slogan yang sering mereka gunakan adalah “Beragama untuk manusia”.
Artinya, segala penafsiran terhadap Qur’an harus sesuai dengan keinginan
dan hasrat manusia pada umumnya.
Maka tafsirnya diambil dari
tokoh-tokoh humasisme. Siapa sajakah mereka? Yakni Socrates, Plato,
Aristoteles, dan bahkan Karl Marx yang notabene Atheis!! Apakah mereka
mengira orang-orang kafir itu lebih manusiawi daripada para Shahabat
Nabi? Lebih manusiawi dari Nabi? Mereka juga menggembor-gemborkan tafsir
model Hermeneutika. Yakni metode tafsir yang dulu dipergunakan oleh
para teolog Yahudi dan Kristen untuk meneliti kehidupan para penulis
kitab suci Yahudi dan Nasrani, untuk menentukan layak dan tidaknya
mereka sebagai penulis Kitab Bibel, mereka itu antara lain seperti
Markus, Matius, Lukas dan Yahya.
Istilah Hermeneutika sendiri
diambil dari kata “hermen”, yaitu nama seseorang dalam mitologi Yunanai,
yang bertugas menyampaikan dan menafsirkan pesan-pesan dewa di Gunung
Olympus ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh manusia.
Cara penafsiran yang sama (model Hemeneutika) hendak mereka terapkan
terhadap Al-Qur’an! Seolah-olah mereka tidak mempercayai Nabi sebagai
penafsir makna Al-Qur’an dari Allah kepada umat manusia. “Dan
barangsiapa yang berbicara tentang (menafsirkan) Al-Qur’an dengan
pikirannya sendiri, maka dipersilahkan menempati tempat kedudukannya di
neraka” (HR. Tirmidzi).
Upaya-upaya mereka dalam membuat
kekacauan dalam kehidupan beragama umat Islam saat ini antara lain
dengan mengupayakan berbagai macam cara, sehingga Islam ini dirusak
mulai dari permukaannya hingga pada dasarnya (aqidahnya).
Upaya-upaya tersebut antara lain:
Memberangus Sunnah Nabawiyah, yaitu intinya adalah dengan menuduh
shahabat Abu Hurairah r.a, sebagai orang yang tidak tsiqah (tidah
terpercaya) dan seorang pemalas. Disebut demikian karena Abu Hurairah
adalah orang yang tidak punya pekerjaan dan kebiasaannya adalah
mengikuti Nabi kemanapun Nabi pergi. Hal tersebut sebenarnya salah
kaprah, karena ibaratnya seorang mahasiswa yang sering mengikuti kelas
dosennya, maka mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang amat sangat
rajin. Demikian pula Abu Hurairah. Apabila Abu Hurairah tidak dipercaya,
maka akan ada ribuan hadits (+ 5000an hadits) yang akan dihapus.
Naudzubillah..Mendewakan Akal.
Semua yang ada dalam Qur’an
harus sesuai dengan akal manusia. Apabila tidak sesuai, maka tidak
dipakai. Seperti itulah mereka orang-orang JIL. Sehingga dengan
demikian, Syariat Islam tidak akan pernah dapat ditegakkan apabila
manusia menafsirkan firman-firman Allah sesuai akal. Akal manusia harus
tunduk terhadap Wahyu Allah.Fikih Serba Boleh / Fikih Sesuai Selera.
Karena berlandaskan Agama Untuk Manusia, maka apapun yang diinginkan
manusia, agama harus memperbolehkan. Maka tidak heran apabila
orang-orang Islam Liberal itu membela mati-matian orang-orang seperti
Waria, membela adalnya Lokalisasi PSK, Penjudi, dan lain sebagainya.
Pluralisme Agama / Penyamarataan semua agama. Mereka mengatakan semua
agama itu baik. Maka tidak boleh ada agama yang menganggap paling baik.
Artinya, semua agama sama.
Padahal Allah menetapkan dalam QS
Ali Imran 85, Islam agama yang diterima Allah.Penyamarataan soal Gender.
Posisi pria dan wanita dianggap sama pada semua lini kehidupan,
sehingga terjadilah Imam Sholat seorang wanita, Adzan dilakukan oleh
wanita, dll. Padahal Islam menetapkan keadialan Gender itu dengan lebih
baik, sesuai kodrat manusia.Trend Nikah Beda Agama dan Nikah Sesama
Jenis (Gay – Lesbian). Karena Islam Liberal menganut Agama sesuai selera
manusia, maka dibolehkanlah hal tersebut diatas. Padahal Nikah beda
Agama itu dalam Islam hukumnya dianggap Zina.Itulah mereka Orang-orang
Islam Liberal (di Indonesia dikenal sebagai Jaringan Islam Liberal alias
JIL). Mereka menganggap seolah-olah mereka lebih benar dari orang Islam
saat ini, bahkan mereka menganggap keislaman mereka lebih benar
daripada para shahabat Nabi. Sesungguhnya mereka telah terjatuh pada
kesesatan yang sama seperti halnya Iblis dahulu, yang dikisahkan dalam
QS Al Baqarah: 34.
Iblis merasa api lebih tinggi daripada
tanah, padahal tidak ada ketetapan Allah mengenai hal tersebut. Islam
Liberal juga sama kasusnya, mereka mengira pemikiran mereka lebih utama
daripada pemikiran shahabat, bahkan Nabi. Apabila ditinjau lebih jauh
lagi, sesungguhnya mereka adalah korban dari konspirasi zionisme kafir
Yahudi.Umat Islam, waspadalah!! Musuhmu telah mengepungmu dari berbagai
arah dan dari berbagai bidang kehidupan.
Persiapkanlah dirimu,
kuatkanlah Aqidahmu, karena hanya dengan Aqidah yang kuat, kaum muslim
bisa membedakan, mana kawan, mana lawan.
sumber: masjidjogokariyan.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar