Budidaya Tanaman Kelapa
Oleh : yudie
1.1. Sejarah Singkat
Kelapa merupakan tanaman
perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada
dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan
menurut D.F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia
atau Indo Pasific. Tanaman kelapa adalah salah satu anggota genus
Cocos pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama dan daerah asalnya
adalah lembah-lembah Andes di Columbia. Para peneliti berkesimpulan
kelapa berasal dari kawasan yang sekarang kita kenal Malaysia-Indonesia.
Dari kawasan inilah, baik melalui arus laut maupaun perantaraan
manusia,kelapa menyebar ke daerah – daerah lain.
1.2. Sentra Penanaman
Kelapa banyak terdapat
di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000 ton (82%)
produksi dunia dengan luas ± 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12
negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan Amerika Selatan.
Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha tahun 1990)
yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut, Sulut,
NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku, tapi produksi dibawah Philipina
(2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha), yaitu sebesar 2.346.000 ton.
1.3. Jenis Tanaman
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk familia Palmae dibagi tiga bagian:
(1) Kelapa dalam dengan varietas
viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah) Macrocorpu (kelapa
kelabu), Sakarina (kelapa manis).
(2) Kelapa genjah dengan
varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa
raja), pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar).
(3) Kelapa hibrida
1.4. Manfaat Tanaman
Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut:
(1) sabut : keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed.
(2) tempurung : charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan.
(3) daging buah : kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan kering.
(4) air kelapa : cuka, Nata de Coco.
(5) batang kelapa : bahan bangunan untuk kerangka atau atap.
(6) daun kelapa : lidi untuk sapu, barang anyaman (dekorasi pesta atau Mayang).
(7) nira kelapa : gula merah (kelapa).
II. SYARAT-SYARAT TUMBUH
2.1. Iklim
Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan
sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik.
(1). Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis.
(2). Kelapa sangat peka pada
suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu
15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis tanaman kelapa.
(3). Kelapa tumbuh baik pada rH
bulanan rata-rata 70-80% minimum 65% rH udara sangat rendah, tetapi
bila tanaman rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit.
2.2. Media Tanam
(1). Tanaman kelapa tumbuh pada
berbagai jenis tanah seperti alluvial,laterit,vulkanis, berpasir, tanah
liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan aluvial.
(2). Kelapa dapat tumbuh subur pada
pH 5-8, optimum pada pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan
tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala
defisiensi besi dan mangan.
(3). Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah
sama dengan persediaan
air ditambah curah hujan selama 1 bulan atau sama dengan potensi
evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah
dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan
keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki
minimal 80-100 cm.
(4) Tanaman kelapa membutuhkan lahan
yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%)
harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi,
mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah.
2.3. Ketinggian Tempat
Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, dan kadar minyaknya rendah.
Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, dan kadar minyaknya rendah.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Syarat pohon induk adalah
berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus
menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat
dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau
semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan
penyakit.
Ciri buah yang matang untuk
benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk
bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama
penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan
mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.
3.1.2. Penyiapan Benih.
Seleksi benih sesuai
persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan
kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena
sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan dilakukan
dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan
diamati secara rutin.
3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
1. Pembibitan di bedengan
(1). Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah Ju cukup banyak, dekat lokasi penanaman.
(2). Persiapan bedengan dengan polybag.
Olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm,dengan bentuk bedengan dengan lebar 2 m
tinggi 25 panjang
tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80
m.
Untuk polybag, terbuat dari poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran 50x40cm dan
tebal 0.2 mm,bagian bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan jarak antara lubang 7,5cm
sebanyak 48 buah untuk aerasi,drainase dan selanjutnya diisi dengan tanah top soil halus
(bila tanah berat harus dicampur pasir 2:1).
(3). Pendederan, dengan menyayat benih
selebar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi
terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang.
. (4). Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur.
(5). Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat
di isi30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
(6). Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm) perlu dipindahkan ke polybag.
(7). Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm.
Persemaian bibit dalam polybag
2.Pembibitan Kitri
(1). Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat arel pertanaman,cukup subur dan mudah diawasi
(2). Cara membuat bedengan:
- Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
- Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm.
- Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
- Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm.
(3). Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.
(4). Menanam kecambah:
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal pemula.
3.1.4. Pemeliharaan Penyemaian
Pemeliharaan saat pendederan, meliputi:
(1). Penyiraman, dilakukan dengan
menggunakan gembor atau springkel pada dua hari I 5 liter/m2/hari, tiap
pagi dan sore, dan Selanjutnya 6 liter/m2/hari. Untuk
mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2 jam pada bagian
sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman
telah cukup.
(2). Pembersihan rumput-rumputan untuk mencegah adanya inang hama dan dan penyakit.
Pemeliharaan pada saat pembibitan, yaitu:
(1).
Penyiraman, dilakukan sampai jenuh, selanjutnya dapat disiram dengan
gembor, selang atau spingkel pada pagi dan sore hari. Kebutuhan
penyiraman per polybag per hari, tergantung pada umur bibit.
(2).
Proteksi, dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis
rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan
merata.
(3). Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mekanis maupun herbisida.
(4). Pemupukan, yaitu Nitrogen,
Phosphat, Kalium dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali dengan
mencampurakannya kedalam tanah polybag setebal 3 cm.
(5).
Seleksi bibit, meliputi: memisahkan tanaman yang kerdil, terkena
penyakit,hama dan dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan
setelah bibit berumur 1 bulan Syarat-syarat bibit yang baik.
3.1.5. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara:
(a). Bibit kitri; dipindahkan dalam
bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit. Umur bibit
sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan.
(b).Bibit polybag; dipindahkan
pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum sebelum dipindahkan
akar yang keluar dari polybag harus dipotong.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1.Persiapan
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.
Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.
3.2.2. Pembukaan Lahan.
Lahan berupa hutan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
(a) Penebasan semak dan dikumpulkan, dikeringkan dan dibakar.
(b) Penebangan pohon, dengan tinggi penebangan tergantung besarnya pohon.
(c) Lahan tanaman kelapa tua. Pohon kelapa tua ditebang pada leher akar.
Apabila memungkinkan batang kelapa dapat dijual sebagai bahan bangunan.
1. Areal alang-alang.
Tindakan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
(1). Alang-alang tinggi > 80 cm
- Babat alang-alang menjadi ± 20 cm, selanjutnya dibiarkan agar tumbuh kembali sampai 30-40 cm.
- Semprot dengan herbisida
yang mengandung bahan aktif glyphosate (Round up) sebanyak 5 liter, 2,4
diamine,dan Dowpon. Pengguanan Round up untuk tiap hektar diperlukan.
- Setelah dua minggu,
lakukan penyemprotan koreksi dengan cara spot spraying menggunakan
round up sebanyak 0.5 liter per hektar.
(2).LahanbekasPertanian pertanian
Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan dengan tindakan-tindakan pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang diperlukan selanjutnya.
Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan dengan tindakan-tindakan pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang diperlukan selanjutnya.
3.2.3.Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk
ke leher batang tanaman bibit.
3.2.4.Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.
Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.
3.2.5.Pemupukan
Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang.
Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1.PenentuanPolaTanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam
dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan
keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x
100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan
pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m
ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah
dalam.
3.3.3. Cara Penanaman
Penanaman dilakukan
pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup
untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah
hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman
adalah sebagai berikut:
(1). Top soil dicampur dengan pupuk
phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.Polybag
dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan
dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polybag selanjutnya digantungkan
pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang
tanam. Arah penanaman harus sama.
(2). Kebutuhan bibit 1 ha, apabila
jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan
bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga
jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap
tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati,
dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan
dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan
intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.
3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada
piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2
meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah
dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval
penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali
(musim kemarau).
3.4.3. Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
3.4.5. Pemupukan.
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan
a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.
b) Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).
3.4.6.PengairandanPenyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.
3.4.7.WaktuPenyemprotanPestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setiap 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari.
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setiap 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari.
3.5. Analisis daun
Analisis daun sangat bermanfaat untuk
menentukan jenis dan dosis pupuk yang diperlukan. Tahap tahap
pengambilan contoh daun kelapa untuk dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Contoh daun diambil dari tiap tiap blok yang berisi tanaman kelapa yang produktif.
2. Tiap tiap contoh daun diambil dari +25 pohon ( mewakili blok yang bersangkutan).
3. Dari setiap helai anak daun yang terkumpul diambil daun sepanjang +10 cm pada bagian tengahnya,dengan membuang tulang daun.
4. Potongan helaian daun tersebut dibersihkan dengan kapas secara hati hati untuk menghilangkan kotoran yang melekat.
5. Salah satu jaringan ( sebelah kanan atau kiri ) setelah kering dikirimkan untuk dianalisis.
6. Contoh daun yang telah dikeringkan dan dikirim untuk analisis beratnya 50 gram percontoh.
7. Pengiriman contoh daun untuk dianalisis dilaboratorium harus disertai label.
8. Contoh daun sebaiknya diambil 3 bulan sebelum pemupukan
9. Untuk pengeringan contoh daun untuk dianalisis dilakukan pada hari pengambilan contoh
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari karya tulis saya ini :
-Tempat penelitian tanaman kelapa di
Indonesia menghasilkan bibit kelapa yang unggul yang bebas penyakit,
hama dan gejala serangan penyakit lainnya.
-Bibit kelapa unggul diperoleh dari hasil persilangan dan melakukan proses seleksi yang ketat dengan indentitas yang jelas.
-Untuk kelapa hibrida, benih harus berasal dari kebun induk yang diberi wewenang untuk menyalurkan benih kepada konsumennya.
2. Saran
-Untuk menghindari peredaran benih palsu
yang merugikan masyarakat maka diperlukan adanya sosialisasi sehingga
masyarakat mengetahui pentingnya penggunaan benih bersertifikat.
-Pelaksanaan pelatihan dan tugas-tugas
tentang komoditi tanaman kelapa sebaiknya dalam jangka waktu lama agar
peserta lebih memahami materi yang dipelajari.
-Perlu diciptakan sikap professional
kerja staf BBP2TP Medan dengan memberikan spesialisasi komoditi tanaman
perkebunan tertentu sehingga pengembangan mutu tanaman dapat digali
lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Djoehana Setyamidjaja, 1984.Bertanam kelapa, Yogyakarta.
Soetedjo,R.1969, Kelapa. Penerbit Yasaguna, Jakarta.
Lembaga Penelitian, 1975. Petunjuk Praktis Membibitkan Kelapa, Bogor.
Abdul Rahman,Ir.1982. Budidaya kelapa. Lembaga Pendidikan Perkebunan. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar